sudah menunggunya disana.
dengan sayapnya yang cantik dan lebat,
dengan senyuman yang sudah disiapkan untuk menyambut,
saat '[si] pangeran siang' nya itu tiba ditempat.
tapi,
tidak dengan sang hujan..., dia terlihat cemas.
setelah semalaman duduk di kursi mendung,
dan merangkai bunga ladang.
TUBUH berdiri nya diantara semak² sungai hari ini sia²!")
saat negeri awan me-rengek,
dan memintanya untuk pulang;
[si] jendral air itu belum mengetahui keadaan pelangi,saat negeri awan me-rengek,
dan memintanya untuk pulang;
yang baik² saja,
atau...
hmm, jangan murung hujan...
besok,
besok aku akan menemanimu menemuinya,
jika kamu mau sahabatku.
owh! hampir lupa.
aku sudah membuatkan roti dengan coklat salju yang meleleh
cepat-laaaaah... :)
atau kamu akan menemuinya dengan rasa lapar. hhe...
Amirul Anhil Farhan Nur Kahir, 19 juni 2010.
2 comments:
kasihan sang hujan,
jika bisa, mungkin sebenarnya dia ingin tidak akan menerima peran itu.
tapi, itu tidak akan terjadi.
ahaa, matahari memang di ciptakan untuk membangunkan pagi :-)
At the touch of love everyone becomes a poet.
yang dikatakan "Plato"
Post a Comment